BREAKING NEWS

10/recent/ticker-posts

Right Button

test banner

Kepala Divre II Sumbar Muh. Tri Setyawan Pimpin Upacara HUT ke-80 KAI: Momentum Syukur dan Apresiasi untuk Insan KAI

 

PADANG | Pagi cerah di halaman Stasiun Padang, Ahad (28/9), terasa berbeda. Ribuan insan KAI Divre II Sumbar berkumpul dengan seragam rapi, berdiri tegak menyambut dimulainya Upacara HUT ke-80 PT Kereta Api Indonesia (Persero). Kepala Divre II Sumbar, Muh. Tri Setyawan, memimpin upacara dengan khidmat.

Tak hanya pegawai, hadir pula jajaran manajemen, Ketua Unit PIKKA Divre II Sumbar Tri Hidayati, perwakilan anak perusahaan, serta keluarga besar KAI. Upacara ini bukan sekadar seremonial, melainkan wujud syukur, kebanggaan, sekaligus penghormatan kepada sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia.

Amanat Dirut: KAI Harus Jadi Global Challenger

Dalam amanatnya, Direktur Utama KAI menegaskan bahwa KAI adalah mesin ekonomi bangsa. “Sejak berdiri sebagai pionir perkeretaapian di ASEAN pada tahun 1867, KAI memikul tanggung jawab untuk tampil sebagai global challenger dengan daya saing kelas dunia. Kita harus terus menggali potensi perusahaan, memperkuat pengembangan teknologi, meningkatkan kualitas SDM, dan berkomitmen pada keberlanjutan,” tegasnya.

Apresiasi untuk Dedikasi dan Prestasi

HUT ke-80 juga menjadi ruang penghormatan bagi para pegawai. Penghargaan masa bakti 5 hingga 30 tahun diserahkan, mengingatkan semua orang bahwa perjalanan KAI bukan hanya tentang rel dan gerbong, tetapi juga tentang manusia-manusia yang menjaga roda perusahaan tetap berputar.

Selain itu, Ketua PIKKA Divre II Sumbar Tri Hidayati menyerahkan hadiah Siswa Utama (HSU) tingkat SD dan SMA. Upacara kian meriah dengan penyerahan piala Harhubnas dan Innovation & Improvement Award (IIA) 2025, di mana Divre II Sumbar berhasil meraih Juara I Mini Soccer, Juara II & III Badminton, hingga penghargaan individu bergengsi.

Kilas Balik Perkeretaapian di Sumbar: Dari Batubara ke Pariwisata

Momentum HUT ke-80 tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang perkeretaapian di Ranah Minang. Di Sumatera Barat, kereta api pertama kali beroperasi pada akhir abad ke-19, dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda untuk mengangkut hasil bumi, terutama batubara Ombilin dari Sawahlunto menuju Pelabuhan Teluk Bayur. Jalur legendaris ini bukan hanya saksi bisu kejayaan ekonomi kolonial, tetapi juga warisan teknologi transportasi yang hingga kini masih dikenang.

Seiring waktu, jalur-jalur lain dibuka, termasuk Padang–Pariaman yang hingga kini tetap menjadi primadona bagi masyarakat dan wisatawan. Jalur ini menawarkan pemandangan laut Samudera Hindia yang memesona, menjadikan kereta api tidak hanya alat transportasi, tetapi juga ikon pariwisata Sumbar.

Kini, Divre II Sumbar terus berbenah. Dari jalur tambang hingga jalur wisata, KAI membuktikan bahwa transportasi rel masih relevan. Revitalisasi jalur Sawahlunto, perbaikan sarana, dan digitalisasi layanan menjadi bukti bahwa KAI beradaptasi dengan zaman tanpa melupakan sejarah.

Harapan dan Refleksi HUT ke-80

Kepala Humas Divre II Sumbar, Reza Shahab, menegaskan bahwa peringatan HUT ke-80 ini adalah momentum syukur sekaligus ajang introspeksi. “Delapan puluh tahun bukanlah perjalanan singkat. Kami yakin dengan semangat kebersamaan, inovasi, dan pelayanan prima, KAI akan terus menjadi kebanggaan bangsa. Di Sumatera Barat, Divre II siap memperkuat pelayanan, memperluas jaringan, dan beradaptasi dengan tantangan zaman,” ujarnya.

Upacara ditutup dengan doa bersama, melambangkan harapan agar KAI terus melaju di rel kemajuan, menyatukan masa lalu, masa kini, dan masa depan dalam satu semangat: Mengabdi untuk Indonesia.

Catatan Redaksi: HUT ke-80 KAI di Divre II Sumbar tidak hanya menandai perjalanan panjang sebuah perusahaan, tetapi juga merefleksikan sejarah perkeretaapian di Sumatera Barat. Dari batubara Ombilin hingga kereta wisata Padang–Pariaman, KAI telah menjadi saksi perubahan zaman. Kini, insan KAI dituntut untuk menjaga warisan itu sekaligus melompat lebih jauh, menuju daya saing global.

TIM RMO

Posting Komentar

0 Komentar