Padang, Sumbar | Minggu pagi (28/9), suasana Car Free Day di depan Mapolda Sumbar terasa berbeda dari biasanya. Ratusan warga yang sedang berolahraga dikejutkan dengan momen bersejarah: Kapolda Sumbar Irjen Pol. Gatot Tri Suryanta meresmikan berdirinya Trauma Center di Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Padang.
Fasilitas ini menjadi harapan baru bagi masyarakat Sumatera Barat, terutama korban kecelakaan lalu lintas dan kondisi gawat darurat medis lainnya.
Dalam sambutannya, Kapolda menegaskan bahwa kehadiran Trauma Center bukan sekadar penambahan ruang medis, melainkan wujud nyata kehadiran negara di tengah masyarakat.
“Trauma Center ini bukan sekadar ruang perawatan. Ini adalah komitmen kami untuk menjamin setiap masyarakat, terutama korban kecelakaan lalu lintas, mendapatkan pertolongan medis yang cepat dan terpadu. Negara harus hadir dalam kondisi gawat darurat masyarakat,” ujar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta disambut tepuk tangan undangan.
Pelayanan Terintegrasi
Trauma Center RS Bhayangkara Padang telah terhubung langsung dengan layanan darurat 110. Artinya, begitu ada laporan kecelakaan, tim medis bisa segera bergerak bersama aparat kepolisian. Tidak hanya itu, semua urusan administrasi, mulai dari laporan polisi, pengurusan BPJS, hingga asuransi kendaraan, disiapkan dalam satu alur pelayanan.
Kapolda menegaskan bahwa layanan terpadu ini hadir agar korban dan keluarga tidak terbebani birokrasi.
“Kami ingin setiap korban fokus pada pemulihan. Urusan administrasi biar kami yang bantu. Kami juga siap mendengar masukan masyarakat agar fasilitas ini semakin baik,” tambahnya.
Dukungan Medis Modern
Kepala RS Bhayangkara TK III Padang, Kompol dr. Harry Andromeda, Sp.JP, memastikan Trauma Center dilengkapi tenaga dokter spesialis, ruang operasi modern, serta ambulans siaga 24 jam.
“Kami bertekad menjadikan Trauma Center sebagai rujukan utama di Kota Padang sekaligus menekan angka kematian akibat trauma,” jelasnya.
Kisah Penyintas: “Saya Hidup Kembali Berkat RS Bhayangkara”
Di sela acara peresmian, hadir pula seorang penyintas kecelakaan bernama Adrian (27), warga Lubuk Begalung, Padang. Enam bulan lalu ia mengalami kecelakaan lalu lintas di kawasan By Pass. Dalam kondisi kritis, ia dilarikan ke RS Bhayangkara dan mendapatkan tindakan medis cepat.
Dengan suara bergetar, Adrian mengenang momen saat nyawanya hampir melayang.
“Saya mengalami patah tulang parah dan sempat tidak sadarkan diri. Tapi berkat dokter dan tim medis RS Bhayangkara, saya masih bisa berdiri di sini hari ini. Kehadiran Trauma Center ini sangat penting, karena saya adalah buktinya bahwa pertolongan cepat bisa menyelamatkan nyawa,” ujarnya haru, disambut tepuk tangan hadirin.
Testimoni Adrian semakin menguatkan pesan yang disampaikan Kapolda Sumbar bahwa Trauma Center adalah investasi kemanusiaan, bukan sekadar pembangunan fasilitas.
Harapan ke Depan
Acara peresmian ditutup dengan doa bersama. Suasana khidmat bercampur haru terasa ketika Kapolda secara resmi membuka Trauma Center untuk masyarakat luas.
Polda Sumbar menargetkan Trauma Center RS Bhayangkara Padang ini menjadi model pelayanan darurat terpadu yang kelak akan diperluas ke daerah-daerah rawan kecelakaan di Sumatera Barat.
Masyarakat pun diimbau untuk segera menghubungi call center 110 atau nomor darurat yang tersedia ketika menghadapi kondisi gawat darurat. Kehadiran Trauma Center diharapkan mampu menghadirkan rasa aman, cepat, dan nyaman bagi warga Sumatera Barat, sekaligus menjadi bukti bahwa negara hadir di saat masyarakat paling membutuhkan pertolongan.
Catatan Redaksi
Berita ini ditulis berdasarkan kegiatan resmi Kepolisian Daerah Sumatera Barat dalam peresmian Trauma Center RS Bhayangkara Padang. Seluruh kutipan bersumber dari keterangan pejabat terkait serta testimoni masyarakat yang hadir di lokasi acara.
TIM
0 Komentar